Bertahan Dalam Pelayanan

– Diambil dari Renungan Gereja Kristen Yesus Jemaat Green Ville –

Baca: 2 Korintus 4

Apa yang membuat Rasul Paulus bisa terus bertahan di dalam menghadapi berbagai kesulitan di dalam pelayanan?
Pertama, Rasul Paulus bisa terus bertahan dalam pelayanan karena dia menyadari kemurahan Allah yang telah diterimanya lebih dulu (4:1). Sebagai mantan penganiaya orang-orang Kristen, Ia sangat bersyukur karena kesadaran bahwa sebenarnya dia tidak layak menerima kemurahan Allah. Kedua, Rasul Pulus bisa bertahan dalam pelayanan karena pelayanan yang dia lakukan itu merupakan ungkapan ketaatan kepada kehendak Tuhan Yesus (4:5). Ketiga, Rasul Paulus bisa bertahan dalam pelayanan karena dia terus-menerus mengalami pembaruan secara batiniah (4:16). Walaupun kekuatan tubuhnya terus merosot seiring dengan bertambahnya usia, Rasul Paulus tidak pernah berhenti bertumbuh secara rohani. Keempat, Rasul Paulus dapat terus bertahan dalam pelayanan karena dia selalu mengingat kemuliaan kekal yang tersedia bagi dirinya yang jauh lebih bernilai daripada semua penderitaan yang dia alami (4:17-18).

Apakah Anda menyadari bahwa respons yang wajar terhadap keselamatan yang telah Anda terima di dalam Yesus Kristus adalah melaksanakan kehendak-Nya dengan cara melayani Dia? Bila Anda belum tergerak untuk melayani, jangan-jangan Anda belum benar-benar mengalami kemurahan Allah. Bila Anda merasakan pelayanan sebagai beban yang berat, periksalah apakah diri Anda masih tetap bertumbuh secara rohani! Bila Anda menghadapi berbagai tantangan berat dalam pelayanan, ingatlah bahwa Allah telah menyediakan berkat yang kekal, yang bila disadari akan membuat semua masalah yang Anda hadapi terasa tidak berarti. [P]

Share

Bersiap-siap

– Diambil dari bacaan e-RH (www.renunganharian.net), EDISI  20 Juli 2009

Baca: 1 Korintus 16:5-18
Ayat Mas: 1 Korintus 16:13,14
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 40-42

”Bu,” kata seorang anak kecil, “Kata guru Sekolah Mingguku, kita hanya hidup sementara di dunia ini. Dan Tuhan meminta kita bersiap-siap untuk pergi ke dunia yang lebih baik. Tapi, Bu, kulihat tidak ada orang yang bersiap-siap. Ibu bersiap-siap mengunjungi Nenek, dan Tante Santi bersiap-siap menjemput kita, tapi kulihat tidak ada yang bersiap-siap pergi ke dunia yang lebih baik itu. Kenapa, Bu?” Orang percaya hidup dalam penantian akan kedatangan kembali Tuhan Yesus Kristus. Penantian ini bukan suatu sikap pasif, melainkan sikap yang waspada dan siap siaga. Sikap seperti itulah yang dinasihatkan Paulus kepada jemaat di Korintus.

Berjaga-jaga. Mereka harus senantiasa waspada akan musuh rohani yang mungkin menyusup dan mengancam hendak menghancurkan mereka. Musuh itu bisa berupa perpecahan, kesombongan, dosa, kekacauan, atau pengajaran sesat. Berdiri teguh dalam iman. Mereka harus bertekun di dalam Injil yang sudah diajarkan kepada mereka dan membawa mereka ke dalam keselamatan. Bersikap berani. Mereka harus kuat dan berani dalam menghadapi musuh iman, menjaga integritas, mengatasi dosa, dan menangani masalah.

Melakukan segala pekerjaan dalam kasih. Semangat dan kegigihan iman mereka harus dilandasi oleh kasih. Tanpa kasih, ketiga hal terdahulu hanya akan memperlihatkan fanatisme buta yang dapat menjadi batu sandungan bagi banyak orang. Bagaimana kesiapan Anda untuk menyambut-Nya? Nasihat Paulus tadi dapat kita terapkan untuk mempersiapkan diri.

Menunggu bukanlah kesempatan untuk bersikap pasif, melainkan kesempatan untuk mempersiapkan diri

Penulis: Arie Saptaji

Share