Imam & Ahli Taurat: Pemimpin Agama yang Tidak Peduli

– Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus –

Bacaan Alkitab hari ini: Matius 2:1-6

Imam dan ahli Taurat sangat memahami Kitab Suci. Ketika ditanya Herodes tentang tempat kelahiran Mesias, mereka langsung menjawab dengan tepat, bukan hanya tempat kelahiran-Nya, tetapi juga pekerjaan-Nya (2:6). Ironisnya, pengetahuan yang kaya tersebut tidak mengubah hati mereka. Kegemparan kota Yerusalem karena pertanyaan para majus tentang kelahiran raja orang Yahudi (2:2-3) dan pertanyaan raja Herodes tentang tempat Mesias dilahirkan (2:5) tidak mampu menyadarkan mereka akan kemungkinan lahirnya Mesias. Seharusnya berita tersebut mendorong mereka untuk memeriksa kota Betlehem yang hanya berjarak sekitar 10 km dari Yerusalem.

Sikap hati yang tidak peduli menyebabkan para pemimpin agama Yahudi kehilangan dua kesempatan yang tak ternilai:

Pertama, kesempatan melayani bayi Mesias. Ini merupakan kesempatan sangat langka yang hanya dimiliki oleh mereka yang hidup pada zaman itu dan memiliki pengetahuan tentang Mesias.

Kedua, kesempatan menjadi pewarta kelahiran Mesias kepada bangsa Israel. Sebagai pemimpin agama yang sangat dihormati bangsa Yahudi, apa yang mereka wartakan akan diterima masyarakat luas. Sayangnya, mereka menyia-nyiakan dua kesempatan emas tersebut.

Kesalahan para pemimpin agama Yahudi menjadi pelajaran dan peringatan bagi kita. Sebagai orang percaya, kita memiliki pengetahuan yang tidak sedikit tentang fakta dan makna kela-hiran Yesus ke dunia. Namun, seberapa besarkah pengetahuan itu mengubah kehidupan kita sehingga kita berbeda dengan orang yang belum percaya? Seberapa besarkah semangat kita memanfaatkan kesempatan Natal untuk menceritakan kasih dan kuasa Yesus kepada orang-orang di sekitar kita? [TF]

“Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, …, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” Filipi 1:20-21

Satu Tanggapan

  1. Pemimpin dan tokoh agama harus jujur terhadap umatnya, jangan memutarbalikkan fakta, dan orang percaya harus berbeda dengan orang yang belum percaya sama Tuhan.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.