Jangan salah gunakan kepercayaan

Baca: Yesaya 22:15-25

Ucapan Ilahi pada perikop sebelumnya ditujukan kepada penghukuman bangsa-bangsa secara kolektif. Namun, pada perikop ini ucapan Ilahi tertuju kepada perorangan, Sebna dan Elyakim.

Yesaya menubuatkan penghukuman Allah atas Sebna, seorang pejabat pemerintah yang korup. Sebna adalah pemimpin faksi pro-Mesir yang ditempatkan sebagai kepala rumah tangga istana di Yehuda. Yang tercatat di sini, dia menggali atau membuat kubur mewah bagi dirinya. Ia memperkaya diri sendiri. Kubur mewah yang dibuatnya merupakan puncak dari korupsinya. Bagi Sebna, kubur mewah yang dibangun di bukit batu merupakan simbol kebesaran dan kemuliaannya. Yesaya menemuinya dan bernubuat bahwa oleh karena tindak korupsi tersebut, maka ia akan digantikan oleh Elyakim, seorang pemimpin yang saleh. Penggantian ini merupakan hukuman dari Tuhan. Sebna juga akan dihukum dengan dibuang ke luar negeri (17) dan menjadi budak yang hina.

Elyakim diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk menggantikan Sebna. Ia memegang jabatannya dengan jujur. Dia diberi “gantungan” tugas yang dipercayakan Tuhan untuk diemban (22-24). Namun akhir nubuat ini sedikit membingungkan. Mengapa gantungan itu kemudian patah sehingga tanggungannya hancur (25)? Salah satu tafsiran mengatakan bahwa Elyakim kemudian menyalahgunakan kepercayaan itu dengan menguntungkan saudara-saudaranya. Jika Sebna menyalahgunakan jabatannya dengan korupsi maka Elyakim dengan nepotisme. Baik orang asing maupun orang Yehuda tidak ada yang dapat dipercaya lagi. Keduanya menyalahgunakan kepercayaan yang Tuhan berikan.

Sebagaimana korupsi dan nepotisme telah menggerogoti bangsa Yehuda, demikian juga terjadi pada bangsa kita saat ini. Janganlah kita kotori kepercayaan yang telah Tuhan berikan kepada kita melalui pekerjaan kita sehari-hari. Ucapkan syukur atas kepercayaan yang Tuhan telah berikan kepada kita, dan pergunakan itu sebaik-baiknya untuk kemuliaan nama Tuhan.

Dikutip dari Santapan Harian. Hak Cipta : Yayasan Persekutuan   Pembaca Alkitab. Isi Santapan Harian lainnya seperti pengantar kitab,  artikel ringkas, sisipan, dlsb. dapat diperoleh dengan membeli buku Santapan Harian dari Yayasan PPA: Jl. Pintu Air Raya No 7 Blok C4, Jakarta 10710, ph:3442461-2; 3519742-3; Fax: 344972; email:   ppa@ppa.or.id.Informasi lengkap : PPA di: http://www.ppa.or.id

Satu Tanggapan

  1. Terima kasih Tuhan telah mengingatkan saya, agar tidak korupsi dan nepotisme, kuatkanlah kami agar bangsa ini berlaku jujur, tidak melakukan yang bertentangan dari kehendak Tuhan.Amin

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.