Pesan terakhir

– Diambil dari bacaan e-RH (www.renunganharian.net), EDISI 11 September 2013 –

Baca: Efesus 4:17-32
Ayat Mas: Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh anugerah. (Efesus 4:29)
Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 37-39

Brian Sweeney salah seorang penumpang United Airlines, pesawat yang dibajak dan ditabrakkan ke gedung WTC New York. Ia sempat meninggalkan pesan di mesin penjawab istrinya: “Dengar, saya berada di pesawat yang telah dibajak, Saya hanya ingin kamu tahu saya benar-benar mencintaimu. Saya ingin kamu berbuat baik, berbahagialah. Begitu juga untuk orangtua saya dan semua orang. Saya benar-benar mencintaimu.” Pesan terakhir yang singkat, tetapi sangat menyentuh. Pasti meninggalkan banyak pengaruh bukan hanya bagi keluarganya, tetapi juga bagi setiap orang yang mendengarnya.

Nas hari ini juga meninggalkan pesan kebenaran yang berharga. Kita adalah manusia baru yang sudah ditebus Kristus Yesus dari cara hidup lama yang penuh kesia-siaan (ay. 17-24). Hidup baru bukan hanya berhenti pada keyakinan, tetapi perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak harus dengan tindakan yang fantastik, tetapi dapat secara sederhana: dengan menjaga perkataan yang keluar dari mulut kita, membuang perkataan kotor dan menggunakan perkataan yang baik.

Perkataan yang baik meneguhkan, menguatkan, mendorong orang untuk bersikap ramah satu sama lain, berbuat baik, mengasihi, menghargai, mengampuni (ay. 29, 34). Berbanding terbalik dengan perkataan kotor yang merusak (ay. 31). Tentu saja kita tidak perlu menunggu ajal menjelang untuk menyampaikan perkataan yang baik. Sebaliknya, pergunakanlah perkataan yang baik dalam setiap kesempatan, agar orang yang mendengarnya dapat beroleh kasih karunia Allah. –Susanto

DENGAN PERKATAAN, KITA DAPAT MERUSAK ATAU MEMBANGUN. PILIHLAH UNTUK MEMBANGUN!

3 Tanggapan

  1. Perkataan yang baik meneguhkan, menguatkan, mendorong orang untuk bersikap ramah satu sama lain, berbuat baik, mengasihi, menghargai, mengampuni

    Bagaimana kita menghadapi sesama kita/rekan kerja yang memliki karakter “bermuka dua”, seakan-akan dia menghargai perkataan baik dr kita namun ternyata sesungguhnya dia tidak menghargai kita,tanpa sepengetahuan langsung dr kita ?

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.