Doa Satu Menit

Bapa surgawi yang Maha Kuasa,

jauh di dasar jiwa kami ada kerinduan
untuk mengenalMu lebih dalam,
untuk mengenal kuasaMu,
dan bahkan penderitaanMu,
dan kemenanganMu atas setan.

Sungguh teladan yang luar biasa
Yang Engkau tunjukkan kepada kami
ketika Yesus dicobai di padang gurun
selama 40 hari dan 40 malam.

Setan bersekongkol
namun Engkau berencana membuktikan
bahwa godaan setan itu tidak benar,
dengan menyampaikan isi Kitab Suci.

Kitab Suci sudah disampaikan
dan ditulis jauh sebelum pertarungan merebak.
Tolonglah kami untuk senang mempelajari
dan menguasai Kitab Suci,
agar kami mampu bertarung
dengan lawan bukan dengan kekuatan kami
yang dapat dilemahkan di tengah pertempuran,
melainkan dengan kekuatan
yang datang dari inspirasi SabdaMu
yang kekal selamanya.

Di dalam nama Yesus, PuteraMu
yang telah menang atas pencobaan
dan kuasa maut, kami berdoa.

Amin.

Share

Persembahan di Penjara

– Diambil dari bacaan e-RH (www.renunganharian.net), EDISI 28 Oktober 2009

Baca: 2 Korintus 8:1-9
Ayat Mas: Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. 2 Korintus 8:2
Bacaan Alkitab Setahun: Lukas 1-3

Richard Wumbrand, penulis Tortured for Christ (Teraniaya bagi Kristus), menuturkan, selama di penjara Rumania pada masa komunis, orang-orang percaya tetap memberikan persembahan. ”Ketika kami diberi jatah sepotong roti setiap minggu dan semangkuk sup kotor setiap hari, kami memutuskan untuk tetap setia memberikan persembahan dari jatah kami tersebut. Setiap minggu kesepuluh, kami mengambil roti kami dan memberikannya kepada saudara-saudara yang lebih lemah keadaannya. Itulah persembahan kami kepada Tuhan.”

Kesaksian Wumbrand selaras dengan teladan orang-orang percaya di Makedonia. Dalam perjalanan misi ketiganya, Paulus mengumpulkan bantuan dana untuk orang-orang percaya yang miskin di Yerusalem. Jemaat-jemaat di Makedonia—Filipi, Tesalonika, dan Berea, turut memberikan sumbangan, meskipun mereka sendiri sebenarnya dalam keadaan miskin. Namun mereka memberi dengan penuh pengorbanan, lebih dari yang diharapkan Paulus. Dan pemberian mereka itu sangat menggugah, sehingga Paulus mendorong jemaat-jemaat lain agar meneladani sikap mereka.

Keterbatasan finansial acap menahan kita untuk bermurah hati. Kita mungkin berpikir, apa artinya pemberian kita, toh hanya sedikit? Ukuran kedermawanan kita bukanlah jumlah pemberian kita. Seperti jemaat-jemaat di Makedonia, kita semestinya memberi dengan sikap yang benar: berdasarkan dedikasi kita kepada Tuhan, kasih kita kepada saudara seiman, dan sukacita kita dalam menolong sesama yang memerlukan bantuan. Dilandasi sikap semacam itu, keadaan sulit tidak akan menjadikan kita pelit.

KESULITAN FINANSIAL DAPAT MENYUSUTKAN REKENING KITA, TETAPI SEMOGA TIDAK MENYUSUTKAN KEDERMAWANAN KITA

Penulis: Arie Saptaji

Share

Kembalilah mengasihi kami!

Baca: Mazmur 74

Tragis! Itulah kata yang cocok untuk mendeskripsikan kondisi saat Yerusalem hancur dan awal pembuangan ke Babel. Bait Allah dimusnahkan dan orang fasik bersorak-sorai. Umat Allah mencemaskan kalau-kalau Allah sudah  meninggalkan mereka (ayat 1, 11). Padahal mereka seharusnya sadar bahwa kehancuran itu ulah mereka sendiri yang berkhianat kepada Tuhan. Namun melalui mazmur ini, umat Tuhan belajar beberapa hal.

Pertama, Dia adalah Allah yang berdaulat atas umat-Nya. Maka kehancuran Bait Allah dan penistaan yang dilakukan musuh terhadap umat Tuhan bukan terjadi karena Allah tidak sanggup menolong. Sebaliknya Allah sedang menyatakan murka-Nya atas dosa mereka. Ia sedang memakai para musuh untuk menghukum umat-Nya. Itu sebabnya pemazmur menaikkan doa permohonannya agar Tuhan menyudahi murka dan penghukuman-Nya atas mereka (ayat 1-2, 10-11). Bukankah mereka sudah habis-habisan? Tiada lagi simbol Ilahi, bahkan nabi-nabi pun menghilang (ayat 9). Kiranya Tuhan kembali berbelas kasihan dan memulihkan mereka.

Kedua, pemazmur mengingat bahwa Allah berdaulat atas alam semesta. Karya-Nya diberlakukan untuk penyelamatan dan bukan untuk merusak (ayat 12). Tidak ada yang luput dari kemahakuasaan-Nya.

Ketiga, oleh karena itu pemazmur memohon dengan kembali meyakini bahwa Tuhan tak akan terus menerus membiarkan mereka menderita. Demi nama-Nya (ayat 1) dan karena kasih dan kesetiaan-Nya, Ia akan kembali membela umat-Nya, merpati Allah (ayat 19; bnd. Kid. 6:9).

Kita perlu belajar bersyukur dan tetap percaya kepada Tuhan, bahkan waktu murka-Nya dinyatakan kepada kita karena dosa-dosa kita. Murka dan hukuman-Nya bukan tanda Ia membenci kita, melainkan tanda kasih-Nya yang suci. Saatnya akan datang, Dia akan kembali membela, memulihkan, dan menyayangi kita lagi demi nama-Nya. Kalau saat itu belum datang, nantikan dengan iman!

Dikutip dari Santapan Harian. Hak Cipta : Yayasan Persekutuan Pembaca Alkitab. Isi Santapan Harian lainnya seperti pengantar kitab, artikel ringkas, sisipan, dlsb. dapat diperoleh dengan membeli buku Santapan Harian dari Yayasan PPA: Jl. Pintu Air Raya No 7 Blok C4, Jakarta 10710, ph:3442461-2; 3519742-3; Fax: 344972; email:ppa@ppa.or.id. Informasi lengkap : PPA di: http://www.ppa.or.id

Share